"Halo.. masih sibuk?"
"Halo.. masih nih masih ngedit. Lu juga?"
"Iya masih ada latihan sampe malem. Terus mau kerja kelompok."
"Oke. Semangat!"
"Sip. Semangat juga! Jangan susah tidur!"
"Siap! Jangan tidur terus!"
"Eh.. kalo udah free bilang."
"Siap!"
.
.
Bagi kamu yang haus akan pengalaman baru, dan kamu yang tidak pernah berhenti walau sudah letih. Percayalah, kamu akan mengenang hari ini sebagai hari yang berharga.
Malam ini, kamu mungkin baru pulang kerja, baru pulang latihan Basket, Futsal atau bahkan baru selesai ngerjain tugas-tugas dan lagi bergegas agar bisa tidur pulas biar gak malas esok hari, tapi realita selalu bertepuk sebelah tangan agaknya, malam ini kamu malah insomnia sambil dengerin lagu, akhirnya baru mulai tidur di pagi hari dan bangun kesiangan.
Terus kamu sibuk nyalahin keadaan, sambil marah-marah di media sosial, kadang kalau lagi kesel bisa jadi sebuah cacian yang ditujukan pada orang lain.
Nah, ini.
Terkadang kamu mungkin tidak sadar atas apa yang pernah kamu perbuat. Biar dianggap keren? biar dianggap jagoan? biar dianggap kuat? biar dianggap masih punya power?
Banyak persoalan seperti ini terjadi di setiap harinya. Marah. Gak bisa dikendaliin. Bawaannya pengen ngajak ribut orang.
Kamu sadar gak?
Ketika kamu marahin orang itu, bakalan ada dua kemungkinan.
Pertama, orang itu tidak akan membalasmu. Kedua, orang itu sedang dalam masalah lain yang tentunya kamu tidak tahu dan hal ini membuat orang itu akan menghindarimu selama mungkin. Atau bahkan kalian bisa berantem hebat.
Ketika hal ini terjadi, perasaanmu akan galau. Kerjaan gak dapat, bangun telat, uang menipis dan seterusnya dan seterusnya. Seakan-akan hidup ini tidak adil. Belum lagi si doi ngajak putus. Langsung deh nyalah-nyalahin cinta. Pada akhirnya gak bisa move on terus bawaannya.
Hidup ini gak salah. Sama kayak cinta. Cinta juga gak salah.
Yang salah itu, pandangan kita terhadap cinta dan terhadap hidup ini.
Mungkin dulu, di waktu muda belum seimbang antara kemampuan akademik diri dan pergaulannya. Akibatnya, ketika sudah dewasa, bawaannya ingin selalu 'dihormati' ibarat kata orang jaman sekarang sih 'nyari panggung'
Alhasil, pandangan orang terhadap sikap seperti itu ya akan negatif. Bisa juga nih jodoh bakal berpaling.
Nah loh makin susah kan.
Dalam tulisan saya kali ini, saya tidak ingin menyudutkan siapapun. Hanya saja, saya teringat pernah mengalami hal semacam itu. Untungnya, saya tidak jadi membalas komentar negatif orang itu terhadap saya. Saya hanya tidak ingin berurusan dengan orang yang lagi dalam amarah yang meletup-letup.
Daripada energi negatifnya nular, akan lebih baik menjaga jarak dan mencari kesibukan lain.
Ngomong-ngomong soal sibuk, saya mencantumkan serpihan percakapan antara saya dan teman saya. Saya ingin memperlihatkan bahwa di usia muda, sudah seharusnya kita lebih sibuk. Lebih produktif. Meningkatkan kapasitas diri. Bertemu jiwa-jiwa muda yang semangat. Bukan malah mendekatkan diri dengan orang yang suka-nya mengkritik setiap waktu, bukan juga dengan orang yang hobinya ngobrol setiap waktu apalagi dengan orang yang hobinya senang melihat orang lain susah. Pokoknya jauh-jauh deh sama yang hobi jadi Ratu Drama. Besok ngomong A, taunya ngomong B. Kemarin sarkas, besoknya jadi tuan putri. Ayu banget deh pokoknya bak malaikat turun dari negeri dongeng.
Nah, tarik ulur dulu ke soal cinta. Kemarin bilangnya "Aku sayang kamu banget" eh bulan-bulan berikutnya bilang "Aku benci kamu banget" detik-detik perang dunia ke 3 nih.
Bukan soal sayang gak sayang. Benci gak benci. Temen rasa Pacar. Pacar Rasa Temen. Temen tapi mesra. Temen tapi suka. Temen tapi nikung. Temen tapi bla bla bla.
Ini soal cinta.
Cinta yang gak punya definisi.
Cinta yang gak salah.
Tapi sudut pandang kita soal cinta yang harus di ubah.
Ini soal sebuah komitmen. Apakah kamu sudah putuskan dia lah yang bisa diajak susah. Bisa diajak senang. Bisa diajak kerjasama. Bisa diajak kayang. eh bukan. abaikan kalimat terkahir. Lol.
Ini juga soal Komunikasi. Apakah kamu sudah jujur-jujur an sama si dia? jujur soal perasaan kamu. jujur soal jumlah mantan. gebetan. selir. dedek-dedek an. kakak-kakak an. Om-om an. Tante-tante an. Pokoknya buka-bukaan deh.
Ini juga soal Kesabaran. Apa dia yang sekalipun berantem sama kamu tapi dia masih sabar? Ada di sisimu selalu sampe kamu muak lagi karena dia gak pindah-pindah dari sisimu tapi masih suka isengin kamu.
Coba-coba.
Renungin lagi.
Is he the one?
Is she the one?
Dan memang tidak mudah. Hidup ini abu-abu. Kamu gak akan dapat hal yang indah terus-terusan. Tapi kamu juga dapat hal yang buruk. Tergantung bagaimana kamu memandangnya.
Bisa aja menurutmu hidup ini adalah panggung drama. Hidup adalah pengorbanan. Hidup adalah belajar. Nah, semakin banyak kan definisinya.
Oke, sekian coretan abu-abu ini yang isinya gitu aja. (Dibuat dengan mengandalkan 50% otak kiri 50% otak kanan). Semoga kamu gak halu setelah baca ini.
Selamat malam.
"Halo.. masih nih masih ngedit. Lu juga?"
"Iya masih ada latihan sampe malem. Terus mau kerja kelompok."
"Oke. Semangat!"
"Sip. Semangat juga! Jangan susah tidur!"
"Siap! Jangan tidur terus!"
"Eh.. kalo udah free bilang."
"Siap!"
.
.
Bagi kamu yang haus akan pengalaman baru, dan kamu yang tidak pernah berhenti walau sudah letih. Percayalah, kamu akan mengenang hari ini sebagai hari yang berharga.
Malam ini, kamu mungkin baru pulang kerja, baru pulang latihan Basket, Futsal atau bahkan baru selesai ngerjain tugas-tugas dan lagi bergegas agar bisa tidur pulas biar gak malas esok hari, tapi realita selalu bertepuk sebelah tangan agaknya, malam ini kamu malah insomnia sambil dengerin lagu, akhirnya baru mulai tidur di pagi hari dan bangun kesiangan.
Terus kamu sibuk nyalahin keadaan, sambil marah-marah di media sosial, kadang kalau lagi kesel bisa jadi sebuah cacian yang ditujukan pada orang lain.
Nah, ini.
Terkadang kamu mungkin tidak sadar atas apa yang pernah kamu perbuat. Biar dianggap keren? biar dianggap jagoan? biar dianggap kuat? biar dianggap masih punya power?
Banyak persoalan seperti ini terjadi di setiap harinya. Marah. Gak bisa dikendaliin. Bawaannya pengen ngajak ribut orang.
Kamu sadar gak?
Ketika kamu marahin orang itu, bakalan ada dua kemungkinan.
Pertama, orang itu tidak akan membalasmu. Kedua, orang itu sedang dalam masalah lain yang tentunya kamu tidak tahu dan hal ini membuat orang itu akan menghindarimu selama mungkin. Atau bahkan kalian bisa berantem hebat.
Ketika hal ini terjadi, perasaanmu akan galau. Kerjaan gak dapat, bangun telat, uang menipis dan seterusnya dan seterusnya. Seakan-akan hidup ini tidak adil. Belum lagi si doi ngajak putus. Langsung deh nyalah-nyalahin cinta. Pada akhirnya gak bisa move on terus bawaannya.
Hidup ini gak salah. Sama kayak cinta. Cinta juga gak salah.
Yang salah itu, pandangan kita terhadap cinta dan terhadap hidup ini.
Mungkin dulu, di waktu muda belum seimbang antara kemampuan akademik diri dan pergaulannya. Akibatnya, ketika sudah dewasa, bawaannya ingin selalu 'dihormati' ibarat kata orang jaman sekarang sih 'nyari panggung'
Alhasil, pandangan orang terhadap sikap seperti itu ya akan negatif. Bisa juga nih jodoh bakal berpaling.
Nah loh makin susah kan.
Dalam tulisan saya kali ini, saya tidak ingin menyudutkan siapapun. Hanya saja, saya teringat pernah mengalami hal semacam itu. Untungnya, saya tidak jadi membalas komentar negatif orang itu terhadap saya. Saya hanya tidak ingin berurusan dengan orang yang lagi dalam amarah yang meletup-letup.
Daripada energi negatifnya nular, akan lebih baik menjaga jarak dan mencari kesibukan lain.
Ngomong-ngomong soal sibuk, saya mencantumkan serpihan percakapan antara saya dan teman saya. Saya ingin memperlihatkan bahwa di usia muda, sudah seharusnya kita lebih sibuk. Lebih produktif. Meningkatkan kapasitas diri. Bertemu jiwa-jiwa muda yang semangat. Bukan malah mendekatkan diri dengan orang yang suka-nya mengkritik setiap waktu, bukan juga dengan orang yang hobinya ngobrol setiap waktu apalagi dengan orang yang hobinya senang melihat orang lain susah. Pokoknya jauh-jauh deh sama yang hobi jadi Ratu Drama. Besok ngomong A, taunya ngomong B. Kemarin sarkas, besoknya jadi tuan putri. Ayu banget deh pokoknya bak malaikat turun dari negeri dongeng.
Nah, tarik ulur dulu ke soal cinta. Kemarin bilangnya "Aku sayang kamu banget" eh bulan-bulan berikutnya bilang "Aku benci kamu banget" detik-detik perang dunia ke 3 nih.
Bukan soal sayang gak sayang. Benci gak benci. Temen rasa Pacar. Pacar Rasa Temen. Temen tapi mesra. Temen tapi suka. Temen tapi nikung. Temen tapi bla bla bla.
Ini soal cinta.
Cinta yang gak punya definisi.
Cinta yang gak salah.
Tapi sudut pandang kita soal cinta yang harus di ubah.
Ini soal sebuah komitmen. Apakah kamu sudah putuskan dia lah yang bisa diajak susah. Bisa diajak senang. Bisa diajak kerjasama. Bisa diajak kayang. eh bukan. abaikan kalimat terkahir. Lol.
Ini juga soal Komunikasi. Apakah kamu sudah jujur-jujur an sama si dia? jujur soal perasaan kamu. jujur soal jumlah mantan. gebetan. selir. dedek-dedek an. kakak-kakak an. Om-om an. Tante-tante an. Pokoknya buka-bukaan deh.
Ini juga soal Kesabaran. Apa dia yang sekalipun berantem sama kamu tapi dia masih sabar? Ada di sisimu selalu sampe kamu muak lagi karena dia gak pindah-pindah dari sisimu tapi masih suka isengin kamu.
Coba-coba.
Renungin lagi.
Is he the one?
Is she the one?
Dan memang tidak mudah. Hidup ini abu-abu. Kamu gak akan dapat hal yang indah terus-terusan. Tapi kamu juga dapat hal yang buruk. Tergantung bagaimana kamu memandangnya.
Bisa aja menurutmu hidup ini adalah panggung drama. Hidup adalah pengorbanan. Hidup adalah belajar. Nah, semakin banyak kan definisinya.
Oke, sekian coretan abu-abu ini yang isinya gitu aja. (Dibuat dengan mengandalkan 50% otak kiri 50% otak kanan). Semoga kamu gak halu setelah baca ini.
Selamat malam.
Komentar
Posting Komentar