Cerita (ABG) di Malam Jumat

4/8/2016. 11:39 WIB.

Selamat malam semua.
Selamat bermalam jumat, semoga malam ini berisi kejutan mengesankan. *abaikan*

Malam ini, sodara gue yang udah gue anggap adik sendiri, mengungkapkan perasaannya lagi kepada gue. Eitss tunggu dulu, perasaan di sini adalah perasaan dia ke orang lain. Bukan gue.
Lebih kurang kejadiannya kayak gini.
.
.
.
"Kak, abang mau cerita dong." Katanya dengan nada malu-malu ketika gue lagi minum.

"Boleh." Cepat-cepat gue telen tuh air karena gue ga pengen melewatkan momen-momen yang gue prediksi bakal seru.

"Tapi jangan bilang-bilang siapa-siapa. Jangan bilang adek juga."

"Iya." Gue ragu-ragu tapi gapapalah ya.

"Setiap abang abis selesai belajar, ke kantin, atau di lorong sekolah pasti abang ketemu dia." Dia senyum bahagia. Padahal gue bisa aja bilang "yaiyalah bang, kan satu sekolah. Pasti ketemu terus."

Engga. Gue ga bilang itu. Karena gue tau perasaan seperti itu. Sangat tahu. Alih-alih gue meminta dia melanjutkan ceritanya.

"Terus?"

"Terus, reaksi dia ke abang diam aja. Dia emang pendiam. Dulu sih, teman abang pernah suka sama dia. Di godain juga sama teman-teman, tapi si dia malah marah-marah. Giliran sama abang dia diam. Terus, kata teman abang juga dia pernah liatin abang dari jauh." Katanya dengan nada bahagia. Gue tau banget walaupun dia cool abizzz tapi gue bisa merasakan kalo dia seneng banget. Ah! ABG!

"waww bisa jadi dia malu-malu." Gue mengangguk.

"Iya mungkin. Abang juga ga ngobrol sama dia. Tapi kita sering sekelompok."

"Di kelompok yang sama tapi gak pernah ngobrol?"

" enggak."

"Terus gimana dong?"

"Terus, kita diem-dieman."

"Besok-besok. Kalau sekelompok lagi, ajak ngomong. Karena bapak ibu guru kan menilai muridnya secara gak langsung ketika mereka lihat muridnya sedang kerja kelompok."

"Oh gitu ya."

"Yup. Itu nilai plus. Jadi tetap diskusi ya. Kamu abaikan aja teman-teman yang sering godain kamu. Nanti juga mereka capek sendiri. Apalagi sebentar lagi kamu sibuk. Banyak materi yang di ulang-ulang. Belum lagi try out sebagai simulasi UN. jadi nanti nilai-nilai tambahan itu di pakai buat menunjang rapot kamu. Banyak-banyak diskusi, tanya jawab sama guru, sama temen juga ya."

"Oke, kak. Tapi ya itu doang sih masalahnya di 'cie-ciein' gitu."

"Nanti kalau udah mendekati try out pasti teman-teman kamu juga sibuk belajar. Mereka bakal lupa ngatain kamu, kok ." Gue tersenyum, mengangguk pasti berusaha meyakinkan bahwa dia lebih kuat dari perasaan malu nya.

"Okee kak." Dia senyum bahagia.

"Padahal dulu kakak juga pernah ada di posisi gitu. Di 'cie-ciein' gitu emang gaenak." Gue mulai curhat.

"Emang siapa yang dulu kak?"

"Dulu, dia kakak kelas. Kakak di kelas 5, dia kelas 6A. Dia asik sih tapi ya itu jahil banget. Dia ngata-ngatain kakak kadal (pelesetan dari kata kidal). Nyebelin kan. Terus dari situ yang anehnya dia nungguin kakak pulang sekolah tiap hari. Biar bisa pulang bareng kakak plus naik angkot rame-rame juga bareng temen-temen kakak." Gue berhenti sejenak karena adik gue mulai ketawa-ketawa bahagia.

"Abang juga di katain ikan pari. Pelesetan nama abang(yang belakangnya fary), (di ganti pake huruf P). Nyebelin."

"Iyaa. Tapi dari situ kakak diemin aja temen-temen yang mulutnya ember banget itu hahaha. Terus lama-lama si kakak kelas itu juga gak ngatain kakak lagi. Dia malah jadi baik . Dia malah bikin kakak semangat buat pergi ke sekolah." Gue mulai baper hahahaha.

"Tapi abang gak tenang kak kalo berangkat ke sekolah. Mana sekelas lagi. Haduhhh."

"Justru itu. Emang sih awalnya kesel karena kayak ('kenapasih aku di kata-katain terus?')gitu. Tapi pada akhirnya teman-teman kamu juga sadar dan mereka capek ngatain kamu lagi. Enjoy aja. Jadiin semangat. Tiru hal positif dari cewek yang kamu suka itu."

"Owww. Iya sih kak dia jago banget bahasa arabnya, baca Al-Quran-nya juga enak di dengerin."

Tiba di detik ini gue tersenyum bahagia.

"Well,dari situ kamu harus semangat belajar bahasa arab. Semangatttt!!!!"

Gue berteriak ala-ala pejuang.

"Sippp okedeh." Katanya mengangguk pasti.

"Ngomong-ngomong, cewek yang waktu itu ngasih surat gak ada kabar."

"Enggak. Kita beda kelas. Abang juga gak suka."

"Lagian kamu sih di buang gitu aja ke tempat sampah. Kakak kan mau baca, pengen kakak bales suratnya hahaha."

"Ishhh ishhh gamau ah."

"Kalo di kasih lagi, bawa pulang ya. Kakak mau baca. Ohya,soal si cewek itu, gausah benci sama dia banget. Dia berarti kagum sama kamu, bang. Jangan bikin dia sakit hati juga, ya."

"Sipp deh, kak."

"Oke, besok-besok cerita lagi ya." Gue mengajaknya tos.

***

Oke seperti itulah kira-kira cerita gue sama adik gue yang emang lebih seneng di panggil 'abang'. Dari sini gue ngerasa, mungkin perasaan-perasaan muncul secara alami dari seseorang dan emang gak mudah mengajak seseorang untuk bercerita langsung. Karena setiap orang punya kadar kepercayaan yang berbeda-beda dengan sesamanya. Yang terpenting ialah memahami dengan sungguh-sungguh bagaimana yang orang lain itu rasakan dan juga tetap menjaga kepercayaan orang yang diberikan kepada kita itu. Sekali lagi, hal ini gak mudah.

***

Sekian dari gue,
Selamat malam.
Semoga (yang di sana) mimpi indah ya. Hahaha.
*abaikan*

Komentar